Fokuspembaca.com, Tangerang – Timun suri merupakan salah satu hidangan khas bagi masyarakat ketika berbuka puasa. Buah tersebut biasanya dijadikan bahan tambahan untuk dicampur dengan es sirop.
Namun curah hujan yang tinggi pekan lalu membuat sejumlah buah timun suri gagal panen. Timun suri yang dihasilkan menjadi kecil dan menjamur sehingga tidak layak untuk dijual.
“Saya tanam timun suri itu dari pertengahan Februari, namun karena faktor cuaca yang buruk membuat timun suri yang saya tanam itu gagal panen,” ungkap Mustofa salah satu petani di sekitar jalan PLP Curug, Legok, Kabupaten Tangerang, Senin (27/3/2023).
Menurutnya, timun suri yang ia tanam sebanyak satu petak itu hasilnya tidak sesuai dengan ekspetasinya. Apalagi bentuknya menyusut sehingga tidak layak untuk dijual ke pasaran.
“Karena beberapa hari yang lalu kan hujan terus, jadi tanaman buah timun surinya sempat terendam air sehingga timun suri itu menjadi kecil,” ucapnya.
Menjelang bulan ramadan, kata dia, biasanya sudah mulai banyak yang panen dan bentuk timun surinya juga bagus untuk dijual.
“Kalo panen, dari satu petak itu bisa mencapai ratusan kilo,” katanya.
Mustofa kecewa lantaran bulan puasa kali ini timun suri yang ia tanam gagal panen. Padahal sudah banyak permintaan dari beberapa tengkulak yang ingin membeli timun suri miliknya.
“Ada sih yang matang tapi cuma sedikit, paling hanya cukup untuk dikonsumsi sendiri dan dibagikan ke tetangga,” sebutnya.
Sementara itu, Angga pedagang timun suri yang berjualan di pinggir Jalan Raya Legok, Kabupaten Tangerang mengatakan untuk tahun ini ada perbedaan dalam metode penjualannya. Tahun lalu cara menjualnya masih dalam bentuk satuan. Sedangkan untuk tahun ini dijualnya dalam bentuk kiloan.
“Misalnya kalo dulu kan 1 buah timun suri yang besar dijual 15 ribu dan yang kecil 7-10 ribu. Namun untuk tahun ini diitungnya perkilo, 1 kilonya itu 10 ribu,” katanya.
Menurutnya, hal tersebut lantaran langkanya timun suri yang beredar akibat curah hujan tinggi yang membuat para petani timun suri gagal panen yang menghasilkan buah timun suri kecil-kecil dan tidak layak dijual.
“Saya beli di petani juga itu kiloan, 1 keranjang yang berisi 25 kilo seharga 60 ribu,” sebutnya.
“Karena hal itu para pedagang timun suri sekarang mayoritas pada jual kiloan,” jelasnya.
Terkait omset, dirinya mengaku untuk tahun ini dalam sehari bisa mendapatkan 350 ribu di hari biasa dan ketika weekend bisa mencapai 500 ribu.
“Lumayan ada penurunan omset dari tahun lalu cuma ga terlalu banyak, itu karena langkanya timun suri jadi stok timun suri yang saya dapat untuk dijual itu cuma sedikit,” tukasnya. (Hafiz/Mhd)