Fokuspembaca.com – Gotong Toapekong prosesi yang digelar 12 tahun sekali, terulang kembali hari ini 21 September 2024. Masyrakat keturunan Tionghoa Tangerang, atau yang dikenal Cina Benteng mengarak patung Dewi Kwan Im Hud Couw.
Ribuan manusia mengikuti arak – arakan yang di selenggarakan perkumpulan Boen Tek Bio di Kota Tangerang, dengan berbagai kebudayaan Tionghoa dan kebudayaan Indonesia lainnya.
“kami dari perkumpulan BOEN TEK BIO mengadakan setiap 12 tahun sekali perkumpulan, BOEN TEK BIO berdiri pada tahun 1684.”Ungkap Friska Ong ketua panitia gotong Toapekong, Sabtu (21/9/2024).
Dalam acara tersebut berbagai rangkaian kebudayaan di tampilkan untuk membuat acara meriah berbagai Suku, Ras, Budaya, Agama menjadi satu untuk menjadikan persatuan kebudayaan.
“kami mengadakan prosesi 12 tahun sekali yang di mulai atau yang diadakan di tahun naga maka di setiap 12 tahun sekali gotong Toapekong atau arak arakan, acara hari ini sudah agenda yang ke 15 kali tepatnya 168 tahun yang lalu kami sudah mengadakan acara gotong Toapekong klenteng boen Tek bio.”jelasnya
Acara gotong toapekong sudah di mulai dari hari jumat dengan melakukan arak-arakan ke sungai Cisadane.
“kami pindahkan ke bantaran sungai Cisadane yang jadi pemula dari pada arak – arakan kemari yang bertujuan menjaga bumi dewa bumi lalu di arak kembali pada hari.” Ujarnya
Meski panas terik matahari menyengat, arak-arakan yang menyedot perhatian khalayak ramai baik wisatawan lokal hingga mancanegara itu tetap berjalan dengan baik. Tim medis pun siaga di sepanjang jalan, manakala ada peserta pawai yang jatuh pingsan.
Ratusan peserta pawai dimulai dari marching band, barongsai dari Klenteng Boen Tek Bio, peserta berkebaya adat Bali, kelompok rebana mengenakan busana muslim, ada kelompok agama Nasrani, dan Budhis dengan pakaian jubah, beberapa kelompok barongsai jalan beriringan diikuti Joli Dewi Kwan Im dan patung Dewa lainnya.
Makna dari acara arak arakan ini lebih kepada luas bumi supaya membawa kedamaian, kesejahteraan, kebahagiaan kepada seluruh umat, kami juga merangkul semua agama,
“kami juga merangkul semua budaya, kami merangkul semua lapisan masyarakat bersama sama merayakan acara gotong Toapekong ini sehingga kami bisa merasakan kebersamaan dari acara ini tampa membedakan suku, agama, ras dan budaya.”kata (Wahyu/Mhd)