Fokuspembaca.com, Tangerang – Ketua Pimpinan Anak Cabang Pemuda Pancasila (PAC PP) Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Syamsul (47) tidak malu menggeluti profesi sebagai pengepul barang bekas. Usaha yang baru digelutinya terus berkembang hingga saat ini.
“Baru usaha ini saya buka dan baru ada satu karyawan disini. Untuk penghasilannya memang masih sedikit, ya cukup untuk makan karyawan disini, juga untuk membeli rongsokan kembali. Tagetnya sih tiga atau lima karyawan,” ujar pria yang akrab disapa Ocit saat ditemui di lapaknya di Kavling DPR, Kelurahan Neroktog, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Senin, 26 Agustus 2024.
Ocit yang merupakan putra asli Betawi ini menyebut, usaha seperti ini patut menjadi contoh bagi masyarakat lainnya. Sebab kata dia, untuk mendatangkan keuntungan lebih, mereka hanya perlu mengumpulkan barang-barang bekas atau kardus yang tidak terpakai lagi, kemudian didaur kembali menjadi barang yang berguna.
“Ada beberapa masyarakat yang melihat hal ini sebagai sebuah peluang dengan mengumpulkan sampah-sampah untuk didaur ulang. Tentunya itu di perlukan proses pemilahan,” ungkapnya.
Adapun barang-barang bekas yang biasanya diantar di tempat ini diantaranya, kardus, botol, karung yang sudah tidak di pakai lagi, kaleng susu dan barang bekas lainnya. Setalah dikumpulkan, barang bekas ini nantinya akan dikirim ke pengepul yang lebih besar.
“Kalau pengirimannya tergantung ketersediaan barang. Untuk mendapat barang-barang bekas, banyak juga dari warga dan toko-toko. Alhamdulillah banyak juga yang jual ke sini,” Ocit.
Meskipun usaha ini sudah berjalan, Ocit berharap ada perhatian khusus dari pemerintah daerah setempat. Perhatian yang dimaksudkannya seperti kebijakan dan ketegasan dari pemerintah daerah untuk menertibkan agar tidak sembarangan membuang sampah, khususnya barang bekas perabotan rumah tangga.
“Untuk kedepan saya berharap ada kerja sama dengan Pemda. Kita tidak minta apa-apa, tidak minta alat atau apa. Cukup arahkan ke bawah aja, kita kumpulkan ke pegawai pegawai. Hal seperti ini jangan dianggap sepele dari pada sampah-sampah itu dibuang sembarangan atau di mana lebih baik dijual ke sini dan bisa menghasilkan uang,” tegasnya.
Ocit sangat menyayangkan, saat ini kepedulian masyarakat terhadap lingkungan semakin tergerus. Bahkan kata dia, saat ini masih banyak sampah-sampah yang memiliki nilai ekonomi berserakan di mana-mana.
“Kita seharusnya ada kerja sama dari pemimpin kita, atasan untuk turun ke bawah arahkan ke anak buah, seperti TPA di Rawa Kucing atau apa, biar kita tiap hari ada pemasukan, daripada berserakan kan sayang. Cuma kita di sini ya bagaimana, kurang kepedulinnya terhadap lingkungan.
Kadang-kadang saya liat plastik-plastik di jalan itu ada, kan sayang,” ungkapnya.
Ocit menyebut, persoalan ini dapat diatasi jika Pemda bertindak tegas dalam menjaga lingkungan yang disertai kerja sama dengan pengepul sampah di Kota Tangerang.
“Banyak sampah sehari-sehari itu, kalau di kumpul-kumpul se-Kota Tangerang itu sudah berapa uang terbuang. Semua yang jadi uang kita beli gitu,” tandasnya.
Bisnis ini tentunya mampu membuka lapangan kerja bagi para pemulung atau bagi warga yang memilki barang bekas, sampah kardus, palastik atau rongsokan lainnya.
Penulis: Ade Saputra I Editor: PT