Fokuspembaca.com, Tangerang – Jelang Idul Adha, umumnya penjual hewan kurban mulai tampak di tepi jalan. Ada yang jualan musim, ada juga yang memang berporefesi sebagai penjual hewan ternak.
Salah satunya adalah Teguh Topo (32), pemuda asal Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah ini sudah berjualan hewan ternak sejak 15 silam.
Dibantu 35 orang pegawai Teguh berjualan di lahan seluar 1 hektare yang dia sewa di Jalan Raya Ceger, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan. Lahan tersebut dia sewa dengan biaya 30 juta selama satu bulan dan beromset hingga 12 miliar.
Kata Teguh dirinya rutin berjualan hewan kurban di wilayah ini selama musim kurban.
“Setiap tahun saya emang dari sana di loading kesini satu bulan sebelum idul adha,” ujar Teguh, Selasa (11/6/2024).
Bahkan, hingga hari ini, jelas Tehuh, dirinya telah menjual ratusan ekor sapi yang dibeli oleh masyarakat. Dirinya tidak memungkiri jika terdapat kenaikan yang signifikan dalam penjualannya.
“Kalau total biasanya 500 ekor, ini sekarang sudah keluar 500 ekor terjual. Tahun ini ada kenaikan 25 sampai 30 persen ini total 600 ekor lebih, kambing 500 ekor,” ungkapnya
Tidak mudah untuk bisa berjualan di wilayah lain. Teguh mengaku harus melalui serangkaian pemeriksaan untuk bisa membawa sapi jualannya hingga ke Kota Tangsel.
“Sebelum dibawa kesini itu di cek dulu sama Sinas Kesehatan sebelum masuk kesini. Itu kami minta ijin dulu sama Dinkes Tangsel. Kita minta surat rekomendasi apakah sapi dari tempat asal Wonogiri boleh masuk nanti Dinas ini ngecek Wonogiri zona merah atau bukan,” tegasnya.
Setelah mendapat rekomendasi, kata Teguh, nantinya akan dibawa ke kota asal. Nantinya surat itu akan membantu mempermudah untuk bisa melokoskan sapi dan kambing miliknya untuk dijual.
“Kalau sudah oke kami dapat surat rekomendasi boleh masukan surat kesini. Nanti surat itu dibawa ke Dinas Wonogiri untuk dilakukan pengecekan hewan yang akan masuk kesini. Setelah itu kami mulai loading, ami milih Tangsel disini sudah 15 tahun dari tahun 2009. Disini paling nyaman, pasarnya cukup tinggi,” tegasnya.
Teguh mengaku dari hasil penjualan hewan kurban ini bisa mendapat omset hingga miliaran rupiah.
“Omsetnya 10 sampe 12 miliar, saya ada tiga lokasi yang terpadu disini,” jelasnya.
Sapi yang dijualpun, kata Teguh, memiliki harga yang bervariasi. Bahkan seekor sapinya juga dibeli oleh Presiden RI untuk berkurban.
“Harga sapi paling murah 20 paling mahal 100 juta sapi presiden yang satu ton. Disini paling mahal 65 juta,” ujarnya.
Teguh mengaku untuk menarik pembeli dirinya juga melakukan beberapa taktik pemasaran. Salah satunya dengan meberikan diskon.
“Beli empat ekor sapi dapat gratis satu kambing. Kemudian ada doorprize untuk pembelian satu ekor sapi dapat tiga lembar kupon berlaku kelihatan. Setelah idul adha kami undi di live di medsos siapa yang beruntung ada ac dua pk, kulkas sama sepeda listrik,” pungkasnya.