Fokuspembaca.com, Kota Tangerang – Menelusuri sejarah Tangerang membawa kita pada penemuan sebuah harta berharga, yakni Masjid Jami Kali Pasir yang telah tegak kokoh sejak tahun 1576. Terletak di Kelurahan Sukasari, Kota Tangerang, masjid ini bukan hanya sebuah tempat ibadah, melainkan juga sebuah saksi bisu perjalanan panjang Islam di kawasan ini.
Berdiri di tengah-tengah pemukiman warga, Masjid Jami Kali Pasir tidak hanya menawarkan keindahan arsitektur masa lalu, tetapi juga sejumlah makam yang menjadi tempat peristirahatan para ulama. Begitu memasuki masjid, jemaah akan disambut oleh gagahnya tiang-tiang penyangga kayu yang menjadi ciri khas bangunan ini.
Sebelum resmi diakui sebagai masjid pada tahun 1576, tempat ini telah digunakan sebagai lokasi ibadah umat Muslim. Menurut Ketua DKM Masjid Jami Kali Pasir, Ahmad Syarodji mengatakan, masjid ini menyimpan banyak kenangan sejarah penting, salah satunya adalah kisah Ki Tengger Jati, seorang penyiar Islam dari Kerajaan Galuh Kawali.
“Mereka datang ke sini dengan tujuan menyebarkan Islam. Sebelumnya, Ki Tengger mempelajari Agama Islam dari seorang guru bernama Syekh Subakir,” ujar Ahmad Syarodji, Senin (18/3/2024).
Syarodji melanjutkan, dulu lokasi tempat ibadah ini hanyalah hutan belantara. Namun, dengan kedatangan Ki Tengger, sebuah gubuk kecil didirikan sebagai tempat ibadah.
“Dalam empat tahun, pada tahun 1416, tempat ibadahnya diperluas,” tambahnya.
Disebutkan pula oleh Syarodji bahwa banyak masyarakat yang melewati bantaran kali Cisadane. Karena itu, Masjid Jami Kali Pasir menjadi tempat beristirahat dan ibadah bagi mereka. Hal ini membuat masjid terus berkembang seiring berjalannya waktu.
“Ada banyak orang yang singgah dan bahkan menetap di masjid tersebut. Inilah yang mendorong perluasan masjid,” paparnya.
Menariknya, di dalam masjid ini terdapat empat kayu penyangga di sisi tengah. Salah satunya diyakini sebagai hadiah istimewa dari Sunan Kalijaga. Akan tetapi, tidak diketahui pasti tiang kayu mana yang menjadi hadiah dari Sunan Kalijaga.
“Hingga kini, yang kita lihat adalah empat tiang penyangga ini, yang menurut sejarah, salah satunya diberikan oleh Sunan Kalijaga,” ungkapnya.
Meski begitu, Syarodji menegaskan bahwa empat tiang penyangga tersebut sebenarnya tidak memiliki makna khusus. Namun, sebagian besar masyarakat menginterpretasikan keempat tiang tersebut sebagai representasi sahabat Rasulullah SAW.
“Ada yang menginterpretasikan hal tersebut. Silakan menafsirkan seperti itu, namun sebenarnya tiang-tiang ini tidak memiliki makna tertentu,” jelas Syarodji.
Masjid Jami Kali Pasir tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga menjadi saksi bisu dari berbagai kisah dan peristiwa penting dalam sejarah Islam di Tangerang. Keberadaannya tidak hanya sebagai bangunan bersejarah, tetapi juga sebagai wadah spiritual dan pusat pembelajaran bagi umat Muslim di wilayah ini. (Iksan/Ivon)