Fokuspembaca.com – Belakangan ini masyarakat dibuat gelisah dengan wancana pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) akan menaikan biaya perjalanan ibadah haji (BPIH) dari Rp 35 juta menjadi Rp 69 juta di tahun 2023.
Wancana kenaikan ongkos naik haji (ONH) itu membuat pilu sebagian besar para calon jamaah haji di Indonesia. Betapa tidak, ada sebagian masyarakat hasil menjual tanah untuk pergi haji itu ternyata tidak cukup karena ada biaya tambahan lagi.
Seperti dialami Nurjalih (53) warga Parung Serab, Kecamatan Ciledug Kota Tangerang, Banten. Dia demi panggilan hati dapat pergi haji bersama lima anggota keluarga besarnya di tahun 2023 ini, rela menjual tanah.
“Saya terus terang aja untuk daftar haji 2012, sudah bukan rahasia lagi kalau orang Betawi. Saya ini jual tanah pak, untuk daftar haji,” tutur Nurjalih didamping sang istri saat dikediamannya, Selasa (14/2/2023).
Nurjalih saat ini tengah kebingungan apa bila wacana kenaikan biaya pergi haji itu betul betul dilakukan pemerintah. Sebab, biaya tambahan itu dinilai cukup besar dan tidak menutup kemungkinan pihaknya akan membatalkan pergi haji.
“Kemuningkan besar terunda (kalau ada tambahan biaya) karena apa lagi yang mau dijual, tanah nggak ada sekarang pak tinggal rumah doang,” ucapnya.
Nurjalih pun mengaku bingung dan heran pada pemerintah Indonesia yang berencana akan menaikan biaya perjalanan ibadah haji. Sementara pemerintah Saudi sendiri telah menurunkan biaya tersebut.
“Kadang kita berpikir jadi bingung gitu. Sedangkan pemerintah Saudi sendiri menurunkan, ko’ di Indonesia menaikan begitu besar,” sebutnya.
Lantas Nurjalih menyoroti soal dana umat yang di kelola oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama yang di anggap gagal. Lebih baik dan itu dikelola pihak swasta.
“Kalau kita lihat seperti ini kayaknya memang pemerintah tidak bisa mengelola dana haji, mending nggak usah pemerintah kelola serahin aja sama swasta. Kenapa mesti seperti ini, ini dana dikemanakan sebenarnya?,” Tegasnya.
Hal senada juga disampaikan Endang (55) warga yang sama. Dia berencana berangkat haji bersama empat anggota keluarga di tahun 2023 karena sempat terunda di tahun 2022 adanya pengurangan 50% jamaah.
“Saya satu keluarga ada empat orang yang berangkat haji. Biaya sudah lunas semuanya,” ujarnya.
Endang mengaku saat ini tengah kebingungan lantaran ada wancana tambahan biaya ongkos naik haji. Dia sangat keberatan dengan wacana pemerintah itu.
“Kalau seandainya nambah lagi saya merasa keberatan. Apalagi sekarang kan kita tau sendiri orang pergi haji itu biaya cukup tinggi,” ucapnya.
Endang lebih memilih mundur bila kenaikan biaya haji itu betul betul ditetapkan pemerintah dan berharap dibatalkan.
“Dengan hormat, saya mohon pada anggota dewan wakil rakyat saya harapkan untuk perjuangkan masyarakat Indonesia biar naik tidak terlalu besar lah. Kalau seandainya nggak bisa, saya lebih baik mundur (batal) pergi haji,” tandasnya. (Ron/Mhd)