Fokuspembaca.com – Komunikolog Politik Dan Hukum Nasional Tamil Selvan turut menyoroti tragedi Kanjuruhan usai laga Arema vs Persebaya, Sabtu (1/10), yang menelan hingga 186 korban meninggal.
Menurut Dosen Ilmu Komunikasi ini, tragedi tersebut terjadi karena kegagalan manajemen pengelolahan sarana dan prasarana penunjang pesepak-bolaan indonesia, hingga tidak profesionalnya para stake holder yang terkait dalam penanganan dampaknresiko yang terjadi.
“Yang mau kita lihat sekarang pertanggung jawaban Risk Management PSSI ini seperti apa? Ini menjadi tanggung jawab PSSI yang harus mendesign sarana dan prasarana sepak bola Indonesia mengikuti kajian risk management. Kalau sampai tragedi berdarah sebesar ini terjadi, artinya seluruh jajaran di PSSI itu memang tidak siap dan tidak paham akan fungsi dan tanggung jawabnya,” ungkap Pengamat yang akrab disapa Kang Tamil, Senin (3/10/2022).
Kang Tamil menambahkan bahwa pengunaan gas air mata jelas-jelas dilarang oleh FIFA, namun pihak kepolisian yang berjaga masih membawa gas air mata sebagai alat pencegahan kericuhan, artinya ada informasi yang tidak tersambung dengan jelas disini.
“Gas air mata itu dilarang FIFA tapi pertanyaannya kenapa aparat yang berjaga masih membawa itu. Jika digunakan untuk membubarkan demonstran di jalan itu tepat, karena ruang terbuka, tapi di tempat seperti stadion maka itu malapetaka,” rincinya.
Lebih lanjut, Kang Tamil mendesak agar Ketua Umum PSSI dan Pimpinan aparat yang berwenang harus mempertanggung jawabkan tragedi ini.
“Kita bicara ratusan nyawa yang melayang karena kegagalan penanganan Risk Managemet. Saya harap PSSI bisa gentle mempertanggung jawabkan hal ini, dan bagaimana komitmen kedepan agar hal-hal seperti ini bisa dicegah. Ini yang penting,” tandasnya. (Mhd)